Dalam setahun terakhir, laju inflasi di Indonesia konstan mengalami kenaikan karena didorong oleh pemulihan ekonomi yang terus berjalan serta dipengaruhi tingginya harga komoditas global.
Oleh karena itu, Bareksa menilai kenaikan harga barang dan jasa harus dibarengi dengan investasi yang tepat agar nilai uang masyarakat dapat melawan inflasi tersebut.
Bahkan, per Juli 2022, inflasi menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015, yakni di level 4,95 persen year on year (YoY).
Di tengah kondisi global yang kurang mendukung ini, tak jarang investor pemula cukup kesulitan menentukan strategi serta instrumen investasi yang pas.
Untuk itu, menurut Bareksa, strategi diversifikasi masih diperlukan untuk menghadapi risiko tingginya fluktuasi pasar akibat kondisi global tersebut.
“Agar nilai uang saat ini tidak tergerus inflasi, masyarakat dapat investasikan dana yang dimiliki ke instrumen investasi seperti reksa dana, surat berharga negara, maupun emas untuk jangka waktu tertentu menyesuaikan profil risiko,” seperti dikutip dari keterangan Bareksa Insights pada Senin, 8 Agustus 2022 Dalam setahun terakhir, ada beberapa instrumen investasi yang kinerjanya dapat mengalahkan inflasi, pertama pendapatan tetap yaitu Syailendra Pendapatan Tetap Premium dengan returs setahun 6,06 persen dan barometer 3,75; dan Sucorinvest Stable Fund dengan return setahun 7,08 persen dan barometer 3,5.
Berikutnya, ada reksa dana saham yakni Avrist Ada Saham Blue Safir dengan return setahun 22,21 persen persen dan barometer 4,5; dan Bahana Dana Prima dengan return setahun 22,67 persen persen dan barometer 4,5.
Untuk kelompok reksa dana indeks, ada BNP Paribas Sri Kehati dengan return setahun 27,67persen dan barometer 4,13; dan Allianz SRI KEHATI Index Fund dengan return setahun 27,7 persen dan barometer 4,13.
Selain instrumen di atas, investor juga perlu diversifikasi di aset rendah risiko seperti reksa dana pasar uang untuk meminimalisir efek dari fluktuasi pasar modal.
Untuk kelompok reksa dana pasar uang, ada Capital Money Market Fund dengan return setahun 4,52 persen dan barometer 3,64; dan Sucorinvest Sharia Money Market Fund dengan return setahun 4,38 persen dan barometer 3,62.