Mengintip Toko Bakpia Unik Malioboro, Tempat Dubes Australia Bernostalgia di Yogyakarta

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyambangi sejumlah tempat dalam lawatannya ke Yogyakarta awal pekan ini.

Selain menemui Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan dan menyambangi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin, 12 September lalu, Penny menyempatkan napak tilas masa kecilnya di Malioboro sembari jajan di toko bakpia di Jalan Dagen.

Kunjungan Penny ke gerai bakpia bernama Bakpiapia Yogya itu ia sempatkan di sela kepadatannya menghadiri Culture Minister Meeting G20 di Borobudur awal pekan ini.

Di gerai bakpia yang interiornya ditata unik dari dinding kayu serta hiasan sepeda-sepeda tua yang merangkap tempat nongkrong sekaligus produksi itu, Penny mencicipi dan berbelanja olahan bakpia di gerai milik Marizna, alumnus Australia Awards Scholarship itu.

“Yang ini enak sekali,” ujar Penny saat mencicipi Slimpia, varian bakpia kreasi gerai itu yang terbuat dari bahan-bahan rendah kalori seperti beras hitam, tanaman porang dan pati garut itu.

Gerai yang jaraknya cukup berjalan kaki lima menit di sisi barat ruas jalan Malioboro itu cukup dikenal para pemburu oleh-oleh karena varian uniknya.

Isiannya tak melulu satu jenis seperti kacang hijau, coklat atau keju seperti bakpia umumnya.

Namun ada juga varian bakpia bernama blasteran yang isinya berupa campuran olahan blueberry cheese, tuna pedas, pisang keju, nanas, cappucino hingga durian.

Untuk proses produksinya, meski tak menggunakan tempat yang luas seperti perajin-perajin di pusat bakpia Patuk, di gerai ini pembeli tetap bisa melihat bagaimana adonan bakpia dibuat sampai dioven kurang lebih 20 menit.

Proses produksi bakpia itu pun jaraknya hanya satu meteran dari tempat Dubes Australia duduk-duduk sembari mencicipi varian yang disuguhkan.

Meski ada banyak varian, Penny tetap mencoba bakpia rasa kacang hijau dan nanas yang menjadi andalan gerai itu.

“Bakpia kacang hijau ini kalau di Australia sebutannya mungbean pastry, karena kulitnya memang mirip pastry,” ujar Penny yang dalam kesempatan itu juga dikenalkan kudapan khas gerai itu Ampyang Kepyar.

Ampyang Kepyar adalah camilan berupa gula kacang.

Hanya bedanya di gerai itu kacangnya tidak berbentuk utuh melainkan telah dibelah kecil kecil serta diberi campuran jahe sehingga rasanya tak sekedar manis dan lebih membekas di lidah.

Setelah mencicipi sejumlah varian, Penny dan rombongan membungkus sejumlah dus bakpia berbagai varian untuk dibawa kembali ke Jakarta.

Ia juga menyempatkan berjalan kaki di seputaran Jalan Malioboro untuk menikmati sore sekitar 30 menit.

Penny pun mengungkapkan kenangan masa lalunya saat masih kecil.

Ia pernah diajak berlibur oleh orang tuanya ke Yogyakarta dan menginap di hotel yang sering disambangi para backpacker.

Pendiri gerai bakpia Bakpiapia Marizna mengungkapkan sebelum lawatan ke Yogya, Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia telah lebih dulu memberitahukan rencana kunjungan ke gerai itu.

“Jadi beliau (Penny) sebelumnya sudah mendengar soal keunikan produksi bakpia kami, yang selama ini disukai wisatawan mancanegara khususnya asal Australia, karena kebetulan saya juga pernah mendapat beasiswa di sana,” kata dia.

Menurut Marizna para turis mancanegara ketika menyambangi gerainya selama ini paling menyukai bakpia blasteran dengan rasa cappucino dan cokelat.

“Katanya olahannya pas dan enak,” kata dia.

Marizna pun sangat bersyukur bakpia kreasinya mendapat apresiasi dari Dubes Australia yang sampai ingin berkunjung langsung ke gerainya.

“Apa yang beliau ungkapkan, khususnya soal bakpia Slimpia yang rendah kalori, memotivasi kami untuk berkreasi lebih optimal,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *