Setelah PT Waskita Karya, Berikut Emiten BUMN yang Akan Rights Issue

Jadwal perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk rights issue telah ditentukan.

Pemerintah, sebagai pemegang saham utama perusahaan-perusahaan itu telah menyetujui keputusan itu.

Alasan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah untuk menyehatkan keuangan perseroan dan menyelesaikan pembangunan ruas jalan tol di beberapa wilayah di Indonesia.

PT Waskita Karya, misalnya, telah melakukan rights issue pada Juli 2022.

Emiten BUMN lainnya akan segera melakukan melakukan kebijakan ini, berikut di antaranya: Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan sebagai salah satu perusahaan BUMN terbesar.

Garuda Indonesia Group mengoperasikan 210 armada pesawat dengan rata-rata usia armada di bawah lima tahun.

Garuda Indonesia sebagai mainbrand saat ini mengoperasikan 142 pesawat.

Sedangkan anak usahanya, Citilink mengoperasikan 68 pesawat.

PT Adhi Karya merupakan salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

PT Adhi Karya awalnya merupakan perusahaan Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V.

milik Belanda yang dinasionalisasi pada 11 Maret 1960.

Pada semester I/2022, emiten bersandi ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp6,3 triliun atau naik sebesar 42,3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp4,4 triliun.

Kemudian dari sisi laba kotor, ADHI mencetak laba kotor sebesar Rp 699,3 miliar .

Semen Indonesia Melansir sig.id, PT Semen Indonesia merupakan perusahaan BUMN semen yang menjadi penopang pembangunan nasional sejak masa kemerdekaan hingga saat ini.

Perusahaan ini merupakan strategic holding company yang memayungi anak usaha dibidang produsen semen, non-semen, dan jasa di seluruh Indonesia.

SIG mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 498,56 miliar sepanjang kuartal I 2022.

Laba itu meningkat 10,7 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan kinerja perusahaan lebih baik dengan peningkatan pendapatan 0,7 persen menjadi Rp 8,14 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

PT Krakatau Steel merupakan produsen baja lembaran panas dan baja lembaran dingin terbesar, serta produsen batang kawat baja terbesar kedua di Indonesia.

Dikutip dari krakatausteel.com, PT Krakatau Steel didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah pada 31 Agustus 1970 yang diberi mandat membangun industri baja.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menunjukkan peningkatan kinerjanya dengan mencatatkan laba sebesar USD78,65 juta atau setara dengan Rp1,17 triliun di Semester I tahun 2022.

Dari sisi pendapatan, di Semester I 2022 Krakatau Steel juga mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi sebesar USD1,34 miliar atau setara Rp19,88 triliun, meningkat 27 persen dari pendapatan Krakatau Steel di Semester I Tahun 2021 yang sebesar USD1,05 miliar atau setara dengan Rp15,68 triliun.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *